Sunday, January 25, 2015

Bukan Shalat Biasa



Shalat paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat yang dilakukan di keheningan malam (HR. Muslim, Tirmidzi, dan Nasa'i)
Susah shalat malam? Aih, sama! Godaan bantal dan pejaman mata rasanya sulit untuk dilepaskan. Ada beberapa hal yang diungkapkan dalam buku ini, yang membuat seseorang sulit untuk bangun malam, di antaranya, terlalu banyak makan dan terlalu sibuk dengan aktivitas dunia di siang hari. Merasa? Saya merasa #menunduk. Shalat malam memang Bukan Shalat Biasa, shalat yang dapat menjadi bukti kecintaan seorang hamba pada Penciptanya. Shalat dimana Allah menyanjungnya melalui firman_Nya, "Lihatlah hamba-hamba-Ku ini. Mereka berdiri shalat di gelap malam saat tidak ada siapa pun melihatnya selain Aku."

Bukan Shalat Biasa adalah buku yang menuturkan tentang shalat malam atau biasa disebut qiyaumul lail. Berbeda dengan buku bertema sejenis yang lainnya, buku ini tidak terlalu menyoroti teori tentang apa, bagaimana teknis, manfaat, atau menjaga keistiqomahan shalat malam, meski disinggung juga diawal bab. TAPI lebih banyak menyuguhkan kisah dari malam-malam Rasulullah, sahabat nabi, para tabi'in dan orang-orang soleh yang teguh dan menikmati setiap shalat malamnya.

Subhanallah, ketika seseorang sudah terbiasa bangun malam dan melaksanakan shalat malam, Allah begitu mencintainya sehingga disaat hamba-Nya lalai karena lelapnya tidur, ada 'alarm' yang hadir untuk membangunkan. Terlantun banyak kisah tentang mimpi dan bisikan kepada para salafus shaleh ketika qiyaumul lail-nya hampir ditinggalkan. Salah satu kisah pengingat betapa indahnya qiyaumul lail,
Mimpi Orang-Orang yang Bertahajud dari Urdun
Pada suatu saat, ada seorang yang bercerita tentang mimpi orang bertahajud dari Urdun, yaitu ketika ia sedang ribath (berjaga-jaga di perbatasan)
Seorang Urdun pernah bercerita, "Ketika kami berjaga-jaga di Soirofiyyah, hampir kami tidak tidur sepanjang malam. Kami berjaga-jaga sambil melantunkan takbir dan tahlil. Kemudian sebagian dari kami ada yang tidur da sebagian lainnya ada yang berdiri untuk melaksanakan shalat tahajud. Pada suatu malam, aku tidur di penghujung malam. Tiba-tiba, aku bermimpi melihat sekelompok orang yang membaca baju turun dari langit kepada orang-orang yang berada di mesjid. Mereka berdiri di samping setiap orang yang shalat kemudian mengenakan pakaian yang mereka bawa kepada orang-orang yang sedang shalat. Ketika mereka sampai kepada orang yang sedang tidur, mereka pun melewatinya.
Ketika mereka sampai kepadaku, saya katakan kepada mereka, 'Apakah kalian juga akan mengenakan pakaian yang kalian bawa kepadaku?' Mereka jawab,' Sesungguhnya itu bukanlah baju, melainkan ridha Allah yang diberikan kepada mereka.'" ~ Bukan Shalat Biasa h. 248
Kisah-kisah datang dari banyak sosok teladan dari sahabat Rasulullah saw sampai para tabi'in. Dari buku ini saya diingatkan kembali untuk mencari tahu tentang tokoh-tokoh yang sudah ingin saya baca kisah hidupnya seperti Shalahuddin Al-Ayyubi, Imam 4 Madhzab, atau Salman al Farisi; Selain itu, juga menemukan nama-nama tokoh ahli fikih atau para tabi'in yang sekiranya layak untuk digali lebih dalam kisah hidupnya.
 
Sayang, buku ini tidak mencantumkan referensi dalam bentuk daftar pustaka supaya terlihat lebih rapi dan mengetahui keshahihannya. Meski sesekali dalam penjelasan penulis menyebutkan buku-buku yang dijadikan dasar dari kisah sahabat dalam melaksanakan shalat malam. Tapi, buku ini sangat direkomendasikan untuk siapapun yang ingin menambah semangat meraih qiyaumul lail.

Judul: Bukan Shalat Biasa
Penulis: Ahmad Musthafa Qasim
Penerjemah: Masrukhin
Penerbit: Pena
Cetak: Kedua, Januari 2008
Tebal: 300 halaman
ISBN: 797-3855-18-5
Harga: Rp. 10.000 (beli di Indonesia Book Fair 2014)
Bintang: 4.5/5

0 comments:

Post a Comment

My Blog List

 

. Template by Ipietoon Cute Blog Design