Thursday, January 12, 2012

Muhammad saw; Mengapa Begitu Agung?

“Pilihan pertama saya jatuh pada Muhammad sebagai orang paling berpengaruh dalam sejarah manusia mungkin mengejutkan sejumlah pembaca, dan membuka lahan pertentangan dari berbagai pihak. Tetapi dia (Muhammad) adalah satu-satunya sosok dalam sejarah manusia yang sukses secara nyata dalam urusan dunia dan agama. Dengan kesederhanaannya, Muhammad “membuat” salah satu agama terbesar di dunia. Dia adalah pemimpin politik yang memiliki pengaruh yang sangat menakjubkan. Pengaruh Muhammad sampai sekarang ini masih kuat dan membahana di segenap penjuru dunia, meskipun beliau telah meninggal 13 abad yang lalu - Michael H. Hart

Kalimat terakhir dari pendapat penulis buku ‘Seratus Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah’ tersebut tidak dapat dipungkiri melihat bahwa sosok Rasulullah masih menjadi teladan bagi sebagian/seluruh aktivitas dan sikap dari kaum muslimin di dunia hingga saat ini. Mengenal sosoknya pun rasanya tidak ada habisnya. Ada saja sikap atau ucapannya yang begitu menginspirasi dan membuat pendengar/pembacanya terkagum-kagum. Subhanallah!

‘Muhammad saw; Mengapa Begitu Agung?’ merupakan salah satu buku mencoba menguraikan karakter Rasulullah penuh dengan keagungan dan teladan bagi umatnya. Namun, kali ini penulis, Dr. Shalih Ibrahim, hanya menuturkan tiga sifat Rasulullah yang dianggap paling penting dan sangat layak untuk dijadikan pembelajaran pada era sekarang. Sifat pertama, Perencana Terjitu, penulis mengambil contoh kasus saat Rasulullah melakukan hijrah. Saya tertarik sekali bagaimana penulis menyampaikan bagaimana ternyata Rasulullah telah merencanakan hijrah tersebut dengan cermat, bahkan beliau baru ’diangkat’ sebagai utusan Allah.

Sifat kedua, Guru Terhebat. Pada poin ini penulis menyoroti bagaimana Rasulullah melakukan komunikasi dua arah dengan pengikutnya. Kali ini yang membuat saya sangat tertarik adalah bagaimana penulis melihat sebuah hadist. Sepanjang membaca buku agama yang memuat hadis, sebagian besar selalu menyoroti tentang kandungannya, sedangkan pada buku ini penulis melihat dari sisi yang sering luput yaitu gaya bahasa dan bahasa tubuh yang Rasulullah lakukan. Bukan bermaksud menyepelekan poin kandungan hadist, tapi melihat cara komunikasi Rasulullah dalam menyampaikan risalahnya ternyata juga memuat pelajaran berharga.

Ketiga, Negositor Ulung. Perjanjian Hudaibiyah cukup terkenal di mata para pembaca sejarah hidup Rasulullah saw. Sebuah perjanjian antara Rasulullah saw dengan kaum Quraisy ketika Nabi ingin menunaikan ibadah haji bersama pengikutnya. Jika ditilik dari isi perjanjian tersebut, terlihat bagaimana tidak menguntungkannya bagi pihak muslimin, tapi tetap saja Rasulullah menyetujuinya. Ternyata ketika ditelisik lebih dalam, banyak sekali manfaat dari perjanjian yang semula tampak tidak adil tersebut. Di situlah penulis mengurai tentang rencana dan cara negosiasi beliau, salah satunya kejelian Nabi melihat karakter dari utusan bani Quraisy. Menyenangkan membaca buku ini, karena saya banyak menemukan hal-hal baru baik dalam menengok sejarah lebih dalam dan melihat kandungan hadist dari sudut pandang tertentu.

Judul: Muhammad saw; Mengapa Begitu Agung?
Penulis: Dr. Shalih Ibrahim
Penerjemah: Atik Fikri Ilyas dan Abdi Kemi Karyanto
Penerbit: Nakhlah Pustaka [imprint Maghfirah]
Terbit: Kedua, Januari 2009
Tebal: 180 hlm
Readmore → Muhammad saw; Mengapa Begitu Agung?

Saturday, January 7, 2012

Perjalanan Meminang Bidadari



“Segala sesuatu memiliki dua sisi. Entah benda, apalagi manusia dan pikirannya. Seseorang bisa dianggap sebagai pahlawan di satu sisi, tapi bisa juga sebagai penjahat di sisi lain. Dianggap kawan bagi sekelompok orang, tapi musuh bagi sekelompok yang lain.”

Penilaian dari orang lain atas diri manusia memang tidak lepas dari sudut pandang dan pemikiran yang terbentuk dalam kepala setiap manusia. Namun, jika Anda seorang muslim sepertinya layak memproklamirkan bahwa ke-10 pria pilihan penulis ini sebagai seorang kawan, bahkan sosk yang patut menjadi teladan, atas keistiqomahan mereka dalam memperjuangkan kemuliaan Islam. Sosok-sosok yang sangat teguh dengan pendiriannya, sosok-sosok yang tak kenal ampun melawan penindasan, sosok-sosok yang berjuang dalam perjalanan meminang bidadari.

Jujur, hampir sebagian besar tokoh dalam buku, baru saya kenal lewat lembaran memoar yang dituliskan oleh Herry Nurdi ini. Namun, di antara yang saya kenal, nama Syekh Ahmad Yasin-lah yang jelas sangat menginspirasi. Dulu saya sering melihat sosoknya muncul di layar televisi. Sosok yang renta, tubuh yang sudah lumpuh, indera yang tidak berfungsi dengan baik, namun segala kekurangan fisik ternyata tak membuatnya menjadi lemah, malahan menjadikannya tokoh dengan pemikiran tajam dan ditakuti oleh musuh. Tua tidak membuatnya takut untuk melawan perampokan yang dilakukan oleh Bani Israel. Syekh Ahmad Yasin hanya ingin memperjuangkan apa yang menjadi haknya, hak rakyat Palestina, seperti yang dikatakannya, “Aku tidak melawan Yahudi karena mereka Yahudi. Aku melawan karena mereka merampas tanah kami – [h.83]. Itulah sebagian kecil dari memoar yang padat-berisi tentang masa hidup Syekh Ahmad Yasin

Tak ada kata terlalu tua untuk berjihad di jalan Allah ~ Syekh Abdullah Yusuf Azzam

Kalimat yang dikutip dari halaman 120 tersebut, yang diucapkan salah satu tokoh dalam buku “Perjalanan Meminang Bidadari”, cukup mewakili bagaimana kesepuluh mujahid benar-benar ‘menghabisi’ umurnya hanya ditujukan pada-Nya, hanya untuk mendapat ridho-Nya, hanya demi meraih kemuliaan di jalan-Nya.

Hasan Al Banna, Sayyid Qutb, Omar Mukhtar, Yahya Abdul Latif Ayyash, Ibnul Khatab, Syekh Abdul Yusuf Azzam, Abdul Aziz Rantisi, Abdullah Syamil Salmanovich Basayef, dan Dzokar Musayevich Dudayev, adalah rangkaian nama yang perjalanan hidupnya coba dipaparkan oleh penulis, agar menjadi inspirasi bagi siapapun yang membaca. Saya pribadi setelah membaca buku ini, benar-benar dibuat takjub dengan komitmen yang dipegang teguh, bahkan di kala iman menurun pun, mereka masih dapat bangkit kala mengingat apa yang menjadi tujuan hidup mereka, seperti yang terkisah pada memoar Sayyid Qutb. Sungguh, memoar-memoar dari para mujahid ini pasti akan membuat pembaca termenung, seperti halnya saya. Coba merenungi kembali apa sebenarnya hakikat hidup di dunia, kembali memaknai segala bentuk ibadah, sekecil apapun, bahkan saya berani berkata buku ini insyaALLAH akan menjadi pendongkrak di kala futur.

Sedikit menyinggung tentang jihad. Dewasa ini jihad seringkali dipandang sebagai sesuatu yang negatif. Sebuah cara pandang yang rupanya berhasil dicekokkan media lewat banyaknya propaganda yang semakin menyudutkan Islam. Efeknya, sebagian masyarakat anti dengan istilah jihad. Well, saya sebenarnya masih tergolong awam jika harus memaparkan segala tentang jihad, tapi kutipan dari perkataan Buya Hamka dalam artikel Membela Jihad dalam Pandangan Buya Hamka sepertinya layak untuk direnungkan kembali.

Ketakutan menyebut perkataan jihad adalah dikarenakan hilangnya kepribadian sebagai muslim, atau memang disengaja untuk menghilangkan harga diri sebagai muslim sejati.”

Judul: Perjalanan Meminang Bidadari
Penulis: Herry Nurdi
Penyunting: M. Irfan Hidayatullah
Penerbit: Lingkar Pena
Terbit: Pertama, 2011
Tebal: 210 hlm
Readmore → Perjalanan Meminang Bidadari

My Blog List

 

. Template by Ipietoon Cute Blog Design