“Pilihan pertama saya jatuh pada Muhammad sebagai orang paling berpengaruh dalam sejarah manusia mungkin mengejutkan sejumlah pembaca, dan membuka lahan pertentangan dari berbagai pihak. Tetapi dia (Muhammad) adalah satu-satunya sosok dalam sejarah manusia yang sukses secara nyata dalam urusan dunia dan agama. Dengan kesederhanaannya, Muhammad “membuat” salah satu agama terbesar di dunia. Dia adalah pemimpin politik yang memiliki pengaruh yang sangat menakjubkan. Pengaruh Muhammad sampai sekarang ini masih kuat dan membahana di segenap penjuru dunia, meskipun beliau telah meninggal 13 abad yang lalu” - Michael H. Hart
Kalimat terakhir dari pendapat penulis buku ‘Seratus Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah’ tersebut tidak dapat dipungkiri melihat bahwa sosok Rasulullah masih menjadi teladan bagi sebagian/seluruh aktivitas dan sikap dari kaum muslimin di dunia hingga saat ini. Mengenal sosoknya pun rasanya tidak ada habisnya. Ada saja sikap atau ucapannya yang begitu menginspirasi dan membuat pendengar/pembacanya terkagum-kagum. Subhanallah!
‘Muhammad saw; Mengapa Begitu Agung?’ merupakan salah satu buku mencoba menguraikan karakter Rasulullah penuh dengan keagungan dan teladan bagi umatnya. Namun, kali ini penulis, Dr. Shalih Ibrahim, hanya menuturkan tiga sifat Rasulullah yang dianggap paling penting dan sangat layak untuk dijadikan pembelajaran pada era sekarang. Sifat pertama, Perencana Terjitu, penulis mengambil contoh kasus saat Rasulullah melakukan hijrah. Saya tertarik sekali bagaimana penulis menyampaikan bagaimana ternyata Rasulullah telah merencanakan hijrah tersebut dengan cermat, bahkan beliau baru ’diangkat’ sebagai utusan Allah.
Sifat kedua, Guru Terhebat. Pada poin ini penulis menyoroti bagaimana Rasulullah melakukan komunikasi dua arah dengan pengikutnya. Kali ini yang membuat saya sangat tertarik adalah bagaimana penulis melihat sebuah hadist. Sepanjang membaca buku agama yang memuat hadis, sebagian besar selalu menyoroti tentang kandungannya, sedangkan pada buku ini penulis melihat dari sisi yang sering luput yaitu gaya bahasa dan bahasa tubuh yang Rasulullah lakukan. Bukan bermaksud menyepelekan poin kandungan hadist, tapi melihat cara komunikasi Rasulullah dalam menyampaikan risalahnya ternyata juga memuat pelajaran berharga.
Ketiga, Negositor Ulung. Perjanjian Hudaibiyah cukup terkenal di mata para pembaca sejarah hidup Rasulullah saw. Sebuah perjanjian antara Rasulullah saw dengan kaum Quraisy ketika Nabi ingin menunaikan ibadah haji bersama pengikutnya. Jika ditilik dari isi perjanjian tersebut, terlihat bagaimana tidak menguntungkannya bagi pihak muslimin, tapi tetap saja Rasulullah menyetujuinya. Ternyata ketika ditelisik lebih dalam, banyak sekali manfaat dari perjanjian yang semula tampak tidak adil tersebut. Di situlah penulis mengurai tentang rencana dan cara negosiasi beliau, salah satunya kejelian Nabi melihat karakter dari utusan bani Quraisy. Menyenangkan membaca buku ini, karena saya banyak menemukan hal-hal baru baik dalam menengok sejarah lebih dalam dan melihat kandungan hadist dari sudut pandang tertentu.
Judul: Muhammad saw; Mengapa Begitu Agung?
Penulis: Dr. Shalih Ibrahim
Penerjemah: Atik Fikri Ilyas dan Abdi Kemi Karyanto
Penerbit: Nakhlah Pustaka [imprint Maghfirah]
Terbit: Kedua, Januari 2009
Tebal: 180 hlm
Readmore → Muhammad saw; Mengapa Begitu Agung?
Kalimat terakhir dari pendapat penulis buku ‘Seratus Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah’ tersebut tidak dapat dipungkiri melihat bahwa sosok Rasulullah masih menjadi teladan bagi sebagian/seluruh aktivitas dan sikap dari kaum muslimin di dunia hingga saat ini. Mengenal sosoknya pun rasanya tidak ada habisnya. Ada saja sikap atau ucapannya yang begitu menginspirasi dan membuat pendengar/pembacanya terkagum-kagum. Subhanallah!
‘Muhammad saw; Mengapa Begitu Agung?’ merupakan salah satu buku mencoba menguraikan karakter Rasulullah penuh dengan keagungan dan teladan bagi umatnya. Namun, kali ini penulis, Dr. Shalih Ibrahim, hanya menuturkan tiga sifat Rasulullah yang dianggap paling penting dan sangat layak untuk dijadikan pembelajaran pada era sekarang. Sifat pertama, Perencana Terjitu, penulis mengambil contoh kasus saat Rasulullah melakukan hijrah. Saya tertarik sekali bagaimana penulis menyampaikan bagaimana ternyata Rasulullah telah merencanakan hijrah tersebut dengan cermat, bahkan beliau baru ’diangkat’ sebagai utusan Allah.
Sifat kedua, Guru Terhebat. Pada poin ini penulis menyoroti bagaimana Rasulullah melakukan komunikasi dua arah dengan pengikutnya. Kali ini yang membuat saya sangat tertarik adalah bagaimana penulis melihat sebuah hadist. Sepanjang membaca buku agama yang memuat hadis, sebagian besar selalu menyoroti tentang kandungannya, sedangkan pada buku ini penulis melihat dari sisi yang sering luput yaitu gaya bahasa dan bahasa tubuh yang Rasulullah lakukan. Bukan bermaksud menyepelekan poin kandungan hadist, tapi melihat cara komunikasi Rasulullah dalam menyampaikan risalahnya ternyata juga memuat pelajaran berharga.
Ketiga, Negositor Ulung. Perjanjian Hudaibiyah cukup terkenal di mata para pembaca sejarah hidup Rasulullah saw. Sebuah perjanjian antara Rasulullah saw dengan kaum Quraisy ketika Nabi ingin menunaikan ibadah haji bersama pengikutnya. Jika ditilik dari isi perjanjian tersebut, terlihat bagaimana tidak menguntungkannya bagi pihak muslimin, tapi tetap saja Rasulullah menyetujuinya. Ternyata ketika ditelisik lebih dalam, banyak sekali manfaat dari perjanjian yang semula tampak tidak adil tersebut. Di situlah penulis mengurai tentang rencana dan cara negosiasi beliau, salah satunya kejelian Nabi melihat karakter dari utusan bani Quraisy. Menyenangkan membaca buku ini, karena saya banyak menemukan hal-hal baru baik dalam menengok sejarah lebih dalam dan melihat kandungan hadist dari sudut pandang tertentu.
Judul: Muhammad saw; Mengapa Begitu Agung?
Penulis: Dr. Shalih Ibrahim
Penerjemah: Atik Fikri Ilyas dan Abdi Kemi Karyanto
Penerbit: Nakhlah Pustaka [imprint Maghfirah]
Terbit: Kedua, Januari 2009
Tebal: 180 hlm